Wawancara Membahas Tentang Cara Penilaian Lomba Gantangan Cendet Dan Standarisasinya Bagi Pemula Dan Bagi Para KicauMania Wajib Baca

Membahas tentang penilaina lomba, gantangan BURUNG CENDET. Artikel yang di tulis dibawah ini merupakan hasil wawancara kicaumaniawan LANGSUNG dengan teman-temannya, anggap KOMPETEN dalam menjawab soal penjurian, khusus untuk kelas BURUNG CENDET,membahas tentang pertanyaan yang intinya sama kepada mereka para juri Lomba Burung, yang belum paham penilaian lomba tolong disimak baik-baik, dipelajari, dicerna pelan-pelan.!!!
Silakan berdiskusi di kolom komentar dengan kalimat yang sopan dan tidak menyudutkan siapapun, sekali lagi tujuan posting ini adalah untuk mejadikan lebih paham dan meluruskan yang mungkin selama ini kita anggap benar namun ternyata kurang benar, bukan untuk menghakimi / menyalahkan siapapun. Dan satu hal lagi yang harus dipahami, Setiap EO punya standarisasi / pakem dengan poin-poin yang sama maupun berbeda, jadi apabila kita ke EO A, bisa jadi standarnya beda dengan EO B, termasuk juga memungkinkan untuk beda pakem antara kota A dan kota B, jadi ukur mental diri sendiri, ukur kemampuan dan kondisi burung kita sebelum berlomba…
jadi sebelum Anda anggap penilaian tidak fair / curang, ajukan pertanyaan dulu ke diri sendiri, apakah saya benar-benar sudah paham kriteria penilaian di lomba yang mau saya ikuti dan “kenal” kemampuan burung sendiri?
selamat menyimak :
============================================================

Wawancara Membahas Tentang Cara Penilaian Lomba Gantangan Cendet Dan Standarisasinya Bagi Pemula Dan Bagi Para KicauMania Wajib Baca


1. MR Fadjar Bali (KETUA PBI PENGDA BALI)
wawancara berikut merupakan pembahasan pakem umum PBI dan pendapat pribadi beliau...
F: Mr Fajar. G: Gunawan
G: untuk pakem / kriteria PBI secara umum untuk penilaian cendet di lomba seperti apa Pak?
F: Garis besar PBI untuk semua jenis burung adalah: 
1. IRAMA LAGU > seperti yang kita ketahui bersama kolom penilaian ada 3 (Irama Lagu, Volume, dan Fisik), tapi pada prakteknya kan cuma dibedakan di irama lagu, volume dan fisik tetap dipantau diakumulasi di irama lagu
2. DURASI: di PBI patokan adalah 80% kerja untuk bisa juara/koncer disesuaikan dengan kondisi / jenis burung
Contoh kasus A: cendet dengan irama lagu yang bagus yang bagaimana sih? Adalah cendet yang bisa membawakan irama “ do re mi so la si do” yang bagus dengan nada-nada tinggi dan tonjolan-tonjolan yang bagus, cendet yang bisa memenuhi kriteria ini tentu saja lebih dipertimbangkan dari yang lain dari segi volume dan fisiknya
contoh kasus B: cendet boleh sesekali monteng / loncat dengan asumsi masih 80% kerjanya, misal Kacer diawal gantang mbagong 1x terus kerja terus sampai akhir ya tetap layak juara, misal lagi Punglor Merah mletik di awal no problem asal masih belum lengkap 6 bendera kecil ditancap... kalau sudah 1 putaran mletik dan lama, ya tidak bisa koncer.. kalau sebentar terus kerja lagi dan ISTIMEWA, sedang yang lain biasa-biasa saja ya masih bisa koncer.. mungkin C
G: nah, kalau mengenai tipikal cendet Pak, anggap saja sama-sama kerjanya imbang di durasi, Burung A nembak terus tapi lagu roll nya ndak ciamik, Burung B nyepeed tapi minim tembakan, anggap volume roll nya imbang dan kerjanya sama-sama nagen, pilihan juri lebih ke burung A atau burung B Pak?
F: Tonjolan di PBI dianggapnilai +++ asal disertai denganIrama Lagu yang bagus, nembak lari ya ndak masuk itungan, nembak aja ndak ada roll ya ndak masuk,
Speed aja kerja nancep kalau kurang tembakan ya Irama Lagunya dianggap kurang
G: Berarti kalau dalam konteks yang saya tanyakan tadi, pilihan lebih cenderung ke burung B ya Pak?
F: Ya
G: Mengenai cendet buka sayap / melantai sebentar, tapi irama lagu, durasi, dan volume tetap maksimal, apakah cendet tersebut kehilangan hak koncernya Pak?
F: Kalau Pas bayek (buka sayap) atau melantai dilihat oleh juri atau korlap ya otomatis nilai Min, jadi dilihat pas dia bayek / melantai itu pas ada juri / ndak.. tapi pada dasarnya tidak boleh 
DAN HARUS DIBEDAKAN juga cendet yang main sayap lho, bukan mbayek atau noet, tapi memang ada pentet yang getar-getar sayap gitu
G: Berarti sudah tidak memungkinkan untuk koncer A/B/C ya Pak?
F: Ya kalau sering ya tidak memungkinkanapalagi terpantau juri atau korlap
============================================================
2. Mr. Yogi Silobur KM (DUTA KM / SILOBUR)
Y: Mr Yogi. G: Gunawan
G: untuk pakem / kriteria KM secara umum untuk penilaian cendet di lomba seperti apa Pak?
Y: Irama lagu: adanya keserasian variasi lagu dan tonjolan atau tembakan, lagu dibawakan panjang panjang dengan speed yang rapat. Gaya dan Fisik Berdiri tegak memiliki posisi tarung, duduk saat membawakan lagu waktu dilombakan tidak banyak salto atau bergerak, serta burung tidak cacat fisik. Volume: tajam, tembus, power bagus. Durasi kestabilan kinerja burung dari awal hingga akhir bunyi terus membawakan lagu tidak banyak ngetem kerja burung di atas 80%.
G: Mengenai cendet buka sayap / melantai sebentar, tapi irama lagu, durasi, dan volume tetap maksimal, apakah cendet tersebut kehilangan hak koncernya Pak?
Y: itu ngurangin durasi (nilai) tapi juga lihat lawan lainnya dulu seperti apa
Versi SILOBUR
Kinerja Burung Yang Mengurangi Penilaian Durasi Di Lomba, diantaranya:
OVER AKTIF
Burung over aktif adalah burung yang senantiasa selalu terbang dalam sangkar, prilaku ini dapat menyebabkan burung lain akan terganggu dan si burung itu sendiri akan cepat kehilangan tenaga. Biasanya burung yang sedemikian adalah jenis burung yang masih muda, emosinya cepat naik, labil dan kurang dapat mengontrol emosinya.
MAKAN DAN MINUM SAAT BERTARUNG
Kebiasaan makan dan minum saat berlaga akan mengurangi penilaian lomba, karena saat burung makan dan minum maka kicauan burung akan terhenti. Kebiasaan makan dan inm bagi burung yang sedang dilomba biasanya disebabkan karena burung kecapaian dsebabkan kerja terlalu ngotot dari burung yang pada titik puncaknya. Dan atau burung telah lelah sehingga makan dan minum.
BURUNG TERLALU MENDONGAK
Khusus anis kembang atau burung lainnya, burung yang mendongak (nyeklek) memang bagus. Namun kebiasaan burung yang terlalu over mendongak akan mengakibatkan burung akan terjatuh ke belakang. Prilaku burung seperti ini dalam lomba akan mengurangi penilaian.
NGE-JERUJI
Ngejeruji adalah sikap dimana burung menempel di sangkar burung, biasanya dilakukan oleh burung jenis finch: Lover Bird, Kenari dan sebagainya. Diakibatkan oleh burung terlalu emosi atau over birahi atau karakter si burung tersebut. Kelakuan seperti ini kurang baik, karena akan mengganggu peserta kicauan lain dan suara burung yang ngejeruji akan cepat gembos karena telah menguras tenaganya untuk power suara yang dikeluarkan dan gerakan-gerakan yang menguras tenaga.
SALTO
Salto biasanya di burung Cendet, kebiasaan salto saat lomba berlangsung dapat mengurangi penilaian, selain kurang sedap dilihat, kicauan burung juga dapat terhenti saat burung melakukan salto. Jika salto kerapkali dilakukan maka burung akan mendapat penilaian yang kurang baik. Penyebab burung salto di tenggarai adalah over birahi dan karakter burung (cendet).
BURUNG BERKICAU DI DASAR SANGKAR
Burung yang berkicau di dasar sangkar dapat mengurangi penilaian. Karena juri tidak dapat menilai burung secara maksimal dan prilaku tersebut kurang indah jika dilihat. Prilaku ini dapat disebabkan karena kesalahan dalam mengasuh burung kicauan kita. Burung ini di tenggarai terlalu manja atau istilah lain adalah burung ketrekan atau mencari makanan.
NGUDA LAUT / NGEBALON
Nguda Laut atau Ngebalon biasanya berlaku untuk burung jenis kacer. Ngebalon adalah prilaku burung yang telah kalah mental (ngedrop) dan memekarkan bulu di tubuhnya. Biasanya burung yang telah ngebalon kebanyakan tidak bersuara lantang lagi.
MLETIK
Burung mletik biasanya burung kerja bunyi, tapi tiba-tiba diem karena kaget atau mental yang jatuh karena suara lawan yang keras. Burung diem yan lama akan mengurang penilaian di lomba.
SUARA MATI
Suara mati, atau terkadang dijuluki sebagai suara “setan”, adalah suara-suara yang menjadi momok bagi para pemilik burung berkelas (baca: burung lomba). Karena menjadi momok, tentu banyak pelomba yang menghindari suara-suara seperti itu. Tahun demi tahun berganti, tetapi fenomena suara mati tidak berubah sedikitpun, bahkan membuat kaum pelomba makin alergi jika mendengar suara burung kutilang, kedasih, suara ayam atau suara mati lainnya.
Suara ngeban kutilang dan kedasih inilah yang paling banyak dihindari oleh sebagian besar kicau mania pada burung kicauannya
KUTILANG (kiri) dan kEDASIH.
Selain kutilang, kedasih, dan ayam, suara apa lagi sih yang dianggap sebagai suara mati dan dihindari sejumlah pemilik burung kicauan? Banyak sekali ragamnya, termasuk suara kucing, suara perkutut, dan sebagainya.
Patut digarisbawahi di sini, suara cerecetan kutilang tidak termasuk suara mati. Komponen suara mati pada kutilang adalah “tilung… tilung…” yang bisa mengurangi poin bagi burung saat berlomba.
Entah sejak kapan fenomena ini muncul. Yang pasti, pantangan ini sudah berjalan cukup lama, menyemburat dari mulut ke mulut, dan sebenarnya belum diketahui secara jelas alasan yang mendasar. Ada yang mengatakan, ini sudah menjadi konsensus juri-juri di masa lalu, dan sebagian masih diamini juri-juri masa kini.
===========================================================
3. Mr. Galang Ade / Peyok - mewakili EO Jatayu (independen)
P: kang mas Peyok . G: Gunawan
G: bos ku sharing dong menegenai pakem penilaian cendet di lomba
P: kalau menurut saya pribadi, durasi, materi, volume harus selaras, tidak bisa Cuma dengan kerja durasi full harus masuk nominasi, tidak juga dengan materi mewah tapi durasi kurang
volume juga nilai ++ , materi meliputi roll speed dan bobot tembakan
di cendet tembakan paling berbobot meliputi belalang, lovebird, gereja tarung
kalau durasi roll speed rapat ditunjang tembakan berbobot + volume dahsyat udah masuk kriteria A / B
G: nah, kalau mengenai tipikal cendet, anggap saja sama-sama kerjanya imbang di durasi, Burung A nembak terus tapi lagu rollnya ndak ciamik, Burung B nyepeed tapi minim tembakan, anggap volume roll nya imbang dan kerjanya sama-sama nagen, pilihan juri lebih ke burung A atau burung B bos?
P: kembali ke selera juri, bisa pilih A, bisa juga pilih B. Kalau imbang seperti itu biasanya ditunjang dengan gaya tarung dilapangan (cendet angka 1 akan jadi nilai +), dan burung gerak dan nagen cenderung pilih yang nagen
G: Mengenai cendet buka sayap / melantai sebentar, tapi irama lagu, durasi, dan volume tetap maksimal, apakah cendet wes pasti gagal koncer bos?
P: kalau miyek / melantai tidak harus gagal koncer, hanya mengurangi nilai. Untuk memberi bendera koncer A, juri-juri harus punya argumen kuat pada burung yang ada mbayek
misalnya volume, durasi, materi mewah ditengah pertandingan ada miyek, sedangkan burung lain ga ada yang mewah / bisa mengimbangi mungkin masih bisa koncer A, tapi kalau ada burung lain kerja mewah dengan roll speed tembak dengan durasi bagus, ya koncer A jatuh pada burung lain itu bos
jadi kesimpulannya, miyek / salto / melantai menurut saya masih bisa koncer asal ditunjang materi mewah, durasi bagus dan gak ada burung lain yang kerja mewah
G: Cendet kerja yang ada mletik (salto / ngeruji) nya 1-2 kali tapi materinya mewah VS cendet 1 titik materi aman, asumsi durasi kerja imbang (sama-sama ngga ngetem), pilihan juri lebih kemana?
P: pilih yang pertama, mletik 1-2 kali kita anggap ambil nafas
============================================================
4. Mr. Firman Fadly – Juri BnR Jateng dan ketua pelaksana GnE Enterprise
F: kang mas Firman . G: Gunawan
G: Bosku, saya tolong dipaparkan penilaian BnR dong, khusus untuk Cendet
F: pakem BnR: DURASI KERJA – IRAMA LAGU – VOLUME – GAYA (PENAMPILAN FISIK)
Durasi Kerja meliputi kinerja burung awal tengah akhir
Irama Lagu meliputi isian si burung, gimana membawakannya dan tembakan (perbandingan idealnya 30% tembakan dan 70% irama lagu)
G: nah, kalau mengenai tipikal cendet, anggap saja sama-sama kerjanya imbang di durasi, Burung A nembak terus tapi lagu roll nya ndak ciamik, Burung B nyepeed tapi minim tembakan, anggap volume roll nya imbang dan kerjanya sama-sama nagen, pilihan juri lebih ke burung A atau burung B bos?
F: lihat dulu yang nyepeed ini gimana irama lagunya, kadang ada burun nyepeed tapi isian atau iramanya Cuma 2-3 isian
G: berarti lagu biasa, asal nembak dan variasi lagu banyak, tetep milih yang nembak ya bos?
F: iya kalau di cendet, itu menurut pribadi saya dan kinerja burung juga harus dilihat awal-tengah-akhirnya bagaimana
G: Mengenai cendet buka sayap (mbayi) / melantai sebentar, tapi irama lagu, durasi, dan volume tetap maksimal, apakah cendet wes pasti gagal koncer bos?
F: kalau di cendet ini kita lagi bahas mengenai mbayi, dan belum ada pakem pastinya
G: Lha kalau menurut Anda pribadi bagaimana bos?
F: kalau burung layak nonjol, kenapa tidak, itu kalau saya pribadi
G: sedangkan mengenai melantai bagaimana bos?
F: kalau melantainya Cuma 1-2x dan tidak lama masih bisa untuk nominasi, asal kinerja burungnya bagus dan hebat
G: Cendet kerja yang ada mletik (salto / ngeruji) nya 1-2 kali tapi materinya mewah VS cendet 1 titik materi aman, asumsi durasi kerja imbang (sama-sama ngga ngetem), pilihan juri lebih kemana?
F: ya yang kerja aman bos kalau saya
silakan menikmati dan ditanggapi.

Post a Comment for "Wawancara Membahas Tentang Cara Penilaian Lomba Gantangan Cendet Dan Standarisasinya Bagi Pemula Dan Bagi Para KicauMania Wajib Baca"